Sunday 4 November 2012

My First Airport Handling

Kronologis ceritanya begini:

Jam 5 sore lebih, gue langsung ngibrit pulang. Kabur dari kantor.
Sampe rumah udah jam setengah sembilan malem. Gue ganti baju dan langsung bobo. Sialnya, gue harus bangun lg jam 12 malem buat mandi dan sahur. Abis itu langsung caw nungguin jemputan (dari kantor) yang baru dateng jam setengah dua malem. Perjalanan dari rumah ke kantor diiringi suara dengkuran dari temen-temen kantor gue yang semobil. Gak kerasa tau-tau udah sampe airport Soe-Ta. Terus langsung ke kamar hotel yang jauhnya amit-amit gak ketulungan. Terus baru tepar sebentar, langsung harus turun ke lobby buat briefing. Eh sampe di lobby malah diomel-omelin sama (gak tanggung-tanggung) dua manager sekaligus! Dibilang males lah, kenapa gak turun lebih awal, dan bla bla bla. Yaudahlah, emang udah nasib gue.
Nah, jadilah gue disini. Di airport, jadi usher luar (yang bantuin tamu nunjukin meeting point buat ketemu sama tour leadernya). Awalnya sih semangat semangat aja, gak ada masalah. Gue angkat-angkat bendera sambil nanya-nanya ke orang yang baru turun dari mobil: :Permisi Bu, Pak, ikut tournya **sensor** Tour ya?" (dilarang menyebutkan merek haha). Tapi, makin lama, makin siang gue makin kewalahan. Ya iyalah, secara berdiri terus dari jam setengah lima subuh ampe jam setengah dua siang gitu. Siapa coba yang kakinya gak jadi soak?
Tapi secapek-capeknya airport handling, tetep aja ada beberapa pengalaman yang gue anggap 'not too bad' laaah... Salah satu diantaranya pas gue merhatiin orang-orang yang baru turun dari mobil. Ada beberapa hal menarik (di mata gue) yang bikin gue sempet bengong beberapa detik merhatiin mereka.




These are those I've seen in the airport:

"Papa, Papa, aku mau naik! Aku mau naik!", ujar anak laki-laki tertua pada Papanya, usianya sekitar lima atau enam tahunan. Jarinya yang mungil menunjuk-nunjuk trolly yang sedang dipenuhi beberapa koper oleh Papanya.
"Aku  juga! Aku juga mau naik, Pa!", ujar si adik yang gak mau kalah dari kakaknya. Mama mereka hanya bisa menatap mereka sambil tersenyum. Anak ketiganya yang masih bayi digendongnya, membuatnya tak bisa berbuat banyak untuk mendiamkan kedua leleakinya yang lain.
"Nanti dulu, Papa beresin dulu kopernya", ujar sang Papa. Setelah selesai merapikan semua koper-koper dan menumpuknya di atas trolly, sang Papa menoleh ke arah trolly tersebut. Hanya tersisa sedikit tempat disana, untuk duduk satu anak saja. Tapi dengan tergesa-gesa (mungkin lagi ngejar deadline pesawat yang udah mau berangkat), demi menyenangkan kedua putranya, sang Papa mengangkat anak pertamanya dan mendudukannya di atas trolly, begitu juga dengan anak keduanya. Tapi, saat trolly didorong baru sekitar dua meter, si anak kedua melorot dari trolly dan jatuh karena gak cukup tempat buat dia duduk. Akhirnya, karena lagi terburu-buru, sang Papa langsung menurunkan si anak pertama dari trolly dan langsung menyuruh kedua anaknya berjalan. Mungkin "Biar adil", mungkin begitu pikirnya. Kedua kakak beradik itu cemberut. Gue yang merhatiin itu kejadian jadi senyum-senyum sendiri. Hehe. Lucu juga itu keluarga.


Pas lagi angkat-angkat bendera, tiba-tiba...
GEDEBUK! Gue menoleh ke arah datangnya suara. Ada cowok bule yang dengan tampang kesal membanting begitu saja bag packnya ke lantai. Cewek bule yang ada disampingnya cuma diam dan entah kenapa dia menangis. Karena terlalu jauh jarak antara mereka dan gue, gue jadi gak bisa denger apa yang lagi mereka omongin (gue gak bermaksut buat nguping loooh. beneran deh, sueer!). Tapi dari gerakan bibir sih, keliatan kalo si cowok bule lagi marah-marah sama cewek bule disampingnya. Terus, gak berapa lama mereka jauh-jauhan gitu. Kayak jaga jarak. Si cewek malah ngerokok sambil menenangkan diri. Si cowok kembali membanting bag packnya dan langsung menghempaskan pantatnya ke atas bag packnya tanpa perasaan (tidak berperikebendaan) kemudian dia diam sambil menunjukkan wajah seolah-olah dia berkata, "Apa lu liat-liat?! It's not your business!". Wuih, galak bener baang... Tapi acara diem-dieman itu gak berlangsung lama. Karena beberapa menit kemudian si cewek mulai mendekati si cowok lagi dan berbicara lebih pelan, seolah membujuk si cowok. Gak lama, mereka balik akur lagi. Somehow, love is very complicated to explain. Only those people who ever experience it would understand...



Hmmm...
This is a draft that I've just posted today. So, I didn't remeber the whole story... *sigh*
That's why I prefer to write my stories right after it happended. Huh, I'll try to remember it someday guys. So sorry for this... :(